Belajar untuk hidup.
Ya ….. 6 bulan pertama setelah aku diserang stroke, aku benar2 belajar untuk
hidup. Sekali lagi : BELAJAR UNTUK HIDUP
!!
Ketika aku terserang
stroke pada tanggal 8 Januari 2010 lalu di San Francisco Amerika Serikat, Tuhan
mengizinkan aku menjadi seorang ‘bayi’, seperti bayi yang baru lahir. Aku
lumpuh ½ tubuh sebelah kanan, tidak mampu bergerak karena trauma dan sama
sekali tidak bisa bicara. Aku seperti bayi yang baru lahir, bertubuh perempuan
dewasa dan sama sekali tidak bisa apa2. Aku hanya bisa memandang keadaan di
sekelilingku, aku hanya bisa mendengarkan semua suara di sekelilingku, aku
hanya bisa tersenyum kepada orang2 di sekelilingku dan aku hanya bisa berdoa
….. Dan aku divonis secara medis aku hanya mampu berbaring saja, atau terbaik
hanya mampu duduk di kursi roda saja …..
Keadaanku benar2
memprihatinkan, sampai ketika semua keluargaku menjengukku, aku melihat mata
mereka yang memerah dan terus berkaca2 walau aku tahu bahwa mereka tidak mau
memperkihatkan betapa mereka sedih dengan keadaanku. Papa dengan seringnya
menatap wajahku dekat dengan wajahnya, aku bisa mengsap pipinya dengagn tangan
kiriku. Begitu juga mamaku, serta kedua anak2ku. Aku hanya mampu tersenyum dan
berkata2 dalam hati,
“Sayang, ini mama,
nak. Mama baik2 saja koq. Jangan kawatir ya, sebentar lagi mama akan sembuh,
sabar ya ….. “
Aku sempat mengusap
mata mereka ketika aku melihat air matanya mengambang dan aku hanya bisa
tersenym …… Aneh, aku tidak merasa sedih atau takut, karena sangat mengherankan
bahwa aku hanya tahu bahwa aku akan sembuh dengan cepat karena Tuhan Yesus ada
di dekatku! Mengherankan memang, ketika semua kawatir dengan keadaanku, aku
malah selalu tersenyum dan tertawa dan aku tidak sedih atau kawatir dengan
hidupku …..
Hari ke-2 aku stroke
sebagai insan pasca stroke, aku belajar untuk minum, tidak gampang untuk aku
belajar minum seteah stroke. Beberapa kali tersedak sampai dadaku terbakar dan
paru2ku seperti mau meledak! Sepertinya tidak ada harapan aku hidup, minum saja
aku tidak mampu! Lalu ketika aku belajar makan. Seperti bayi yang belepotan
dengan tangan kiriku yang otakku sudah cacat. Berbeda ketika orang sehat dengan
otak yang juga sehat. Makan dengan tangan kiri sama saja dengan makan dengan tangan
kanan, hanya perlu penyesuaian saja.
Lalu ketika aku
belajar berbicara 1 kata demi 1 kata. Mulutku memang tidak ‘pelo’, tetapi kaku!
Untuk mengatakan 1 kata saja, aku tidak mampu, bagaimana aku bisa bertahan
hidup? Benar2 belajar untuk hidup, dengan kehidupan yang sangat mendasar ……
Begitu juga ketika aku
mulai belajar menulis dengan tangan kiri. Sangat berbeda jika orang2 normal
dengan otak yang normal mencoba melatih tangan kkirinya untuk menulis. Tetapi
otakku sudah cacat. Ya, sekali lagi, OTAKKU SUDAH CACAT! (
ini yang belum bisa dimengerti oleh banyak orang. Bahkan orang2 sehat
sahabat2ku pun belum memahaminya! Bahkan keluargakupun sama saja! Hanya papa
yang sesekali berusaha memahaminya, dengan hanya memelukku jika aku gelisah
atau tidak bahagia ….. ).
Mulai untuk belajar
berhitung, seperti anak TK, aku menuliskan angka 1 + 1 dengan sagat pelan sambil
gemetar. Lalu aku diminta untuk menjawab, dan otakku buntu! Sama sekali tidak
tahu, berapa hasilnya! Demi Tuhan! Aku tidak tahu jawabannya !!! Astaghfirullah
……
Sungguh, aku bingung!
Aku bingung memikirkannya. Alisku mengkerut dan aku berpikir keras untuk
menjawabnya. Tetapi,tetap saja aku tidak tahu jawabannya …… ya, Tuhan …… Aku
berulang kali berpikir keras sampai aku menyerah, pasrah dengan wajahku meminta
tolong kepada terapisku ketika itu. Dan dia terus membimbingku untuk bisa mulai
berpikir. Katanya, karena ‘dulu’ aku pernah bisa, tidak lama aku pasti bisa!
Tetapi jika aku memang belum pernah bisa, maka akan lain hasilnya ……
Konsep sebuah otak
adalah, bisa menyimpan memori. Jika kita belajar sedikit demi sedikit, otak
akan menyimpan di sebuah titik di otak kita. Jika kita terus belajar, aku yakin
bahwa aku bisa! Aku pasti bisa !!
Mulai belajar 1 + 1
sampai ratusan, lalu 1 x 1 dan 1 : 1, aku benar2 belajar dengan pelan, seperti
anak TK yang memang harus belajar. Bahkan anak TK pun pasti lebih pintar
dibanding dengan aku ….. Ah, aku ingat sekali, aku bersemangat sekali untuk
belajar! Mengapa?? Karena AKU HARUS SEGERA BEKERJA
LAGI! Untuk membiayai
kedua anakku!
2 minggu aku belajar
untuk hidup dengan dasar2 manusia. Lalu begitu pulang ke Indonesia, aku mulai
belajar untuk hidup di Jakarta! Karena konsep hidup di Amerika dan di Jakarta
memang sangat jauh berbeda dan aku harus belajar hidup sebagai manusia, sebagai
perempuan, sebagai orang tua dari 2 anak dan sebagai pekerja ….. Dan setelah 1
bulan di sebuah rumah sakit di Jakarta, aku pulang ke rumahku untuk benar2
bersosialisasi sebagai manusia di kehidupan yang nyata …..
Hari2 pertama tinggal
di rumah tidak nyaman, ketika aku sudah terbiasa hidup di rumah sakit. Walau
aku sudah bisa berjalan, tetapi aku sudah terbiasa dan dimanjakan oleh rumah
sakit. Sehingga ketika aku pulang ke rumah, tidak ada yang bisa memanjakan aku.
Aku harus benar2 belajar mandiri, walau memang bertahap. Aku tidur di kamar
bawah bersama mamaku. Dimana setiap aku ingin pipis malam, aku harus
membangunkan mamaku untuk mengantarku. Mama yang memandikan aku, memakaikan
bajuku dan mama yang mengurusi hidupku. Dari bangun pagi sampai tidur malam,
mama selalu berada di sampingku. Setiap hari aku tetap terapi fisik dan bicara
serta terapi menulis di rumah sakit, dan mamalah yang mengantarku. Mama yang
mengajar aku makan dengan baik dan sopan. Aku harus memakai celemek karena
belepotan kemana2. Sungguh, aku benar2 harus belajar dari nol! Ya, aku waktu
itu sedang berada di titik nol dalam hidupku ….. Walau banyak sahabat yang
mendukungku dan menyambangiku, tetapi aku seakan tertinggal jauh dibelakang
karena ( lagi2 ) keterbatasanku …..
Sampai ketika aku
mulai bisa melakukan sedikit kemandirianku, aku minta ijin untuk bekerja lagi.
Aku diminta ‘Test Fungsi Luhur’ di RSCM dan hasilnya membuat aku sangat takjub!
Ya, walau otakku cacat berat, hasilnya sangat luar biasa! Aku bisa dan dibolehkan
untuk bekerja kembali sesuai dengan bidang yang aku inginkan! Puji Tuhan! Dan
setelah aku mampu untuk lebih bisa mandiri, bisa pipis sendiri, bisa bicara
lumayan dan bisa berpikir ala pekerja. 6
bulan setelah aku stroke, tanggal 17 Juni 2010 aku mulai bekerja lagi ……
Segala Puji dan Syukur
bagi Allah …..
Ini sedikit
kesaksianku ketika aku belajar untuk hidup. Dari seperti seorang bayi bertubuh
dewasa, sampai Tuhan memberikan kemampuan untuk bekerja kembali. Dari vonis
hanya bisa berbaring saja, sampai sekarang aku tetap mampu berkarya dan berguna
lagi bagi banyak orang dan mampu mendapat pendapatan untuk anak2ku lagi. Dari
tidak mampu untuk melayani diri sendiri, sampai aku selalu berusaha untuk
melayani dan berbagi dengan orang lain ……
Segala Puji dan Syukur
bagi Allah …..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar