Jumat, 31 Mei 2013

6 Bulan Aku Belajar Hidup

Teman-teman...bayangkan jika anda kena stroke...seperti apa. Bersyukurlah sebanyak mungkin...karena itu tidak terjadi... Mari kita bayangkan....

Belajar untuk hidup. Ya ….. 6 bulan pertama setelah aku diserang stroke, aku benar2 belajar untuk hidup. Sekali lagi : BELAJAR UNTUK  HIDUP !!
Ketika aku terserang stroke pada tanggal 8 Januari 2010 lalu di San Francisco Amerika Serikat, Tuhan mengizinkan aku menjadi seorang ‘bayi’, seperti bayi yang baru lahir. Aku lumpuh ½ tubuh sebelah kanan, tidak mampu bergerak karena trauma dan sama sekali tidak bisa bicara. Aku seperti bayi yang baru lahir, bertubuh perempuan dewasa dan sama sekali tidak bisa apa2. Aku hanya bisa memandang keadaan di sekelilingku, aku hanya bisa mendengarkan semua suara di sekelilingku, aku hanya bisa tersenyum kepada orang2 di sekelilingku dan aku hanya bisa berdoa ….. Dan aku divonis secara medis aku hanya mampu berbaring saja, atau terbaik hanya mampu duduk di kursi roda saja …..
Keadaanku benar2 memprihatinkan, sampai ketika semua keluargaku menjengukku, aku melihat mata mereka yang memerah dan terus berkaca2 walau aku tahu bahwa mereka tidak mau memperkihatkan betapa mereka sedih dengan keadaanku. Papa dengan seringnya menatap wajahku dekat dengan wajahnya, aku bisa mengsap pipinya dengagn tangan kiriku. Begitu juga mamaku, serta kedua anak2ku. Aku hanya mampu tersenyum dan berkata2 dalam hati,
“Sayang, ini mama, nak. Mama baik2 saja koq. Jangan kawatir ya, sebentar lagi mama akan sembuh, sabar ya ….. “
Aku sempat mengusap mata mereka ketika aku melihat air matanya mengambang dan aku hanya bisa tersenym …… Aneh, aku tidak merasa sedih atau takut, karena sangat mengherankan bahwa aku hanya tahu bahwa aku akan sembuh dengan cepat karena Tuhan Yesus ada di dekatku! Mengherankan memang, ketika semua kawatir dengan keadaanku, aku malah selalu tersenyum dan tertawa dan aku tidak sedih atau kawatir dengan hidupku …..
Hari ke-2 aku stroke sebagai insan pasca stroke, aku belajar untuk minum, tidak gampang untuk aku belajar minum seteah stroke. Beberapa kali tersedak sampai dadaku terbakar dan paru2ku seperti mau meledak! Sepertinya tidak ada harapan aku hidup, minum saja aku tidak mampu! Lalu ketika aku belajar makan. Seperti bayi yang belepotan dengan tangan kiriku yang otakku sudah cacat. Berbeda ketika orang sehat dengan otak yang juga sehat. Makan dengan tangan kiri sama saja dengan makan dengan tangan kanan, hanya perlu penyesuaian saja.
Lalu ketika aku belajar berbicara 1 kata demi 1 kata. Mulutku memang tidak ‘pelo’, tetapi kaku! Untuk mengatakan 1 kata saja, aku tidak mampu, bagaimana aku bisa bertahan hidup? Benar2 belajar untuk hidup, dengan kehidupan yang sangat mendasar ……
Begitu juga ketika aku mulai belajar menulis dengan tangan kiri. Sangat berbeda jika orang2 normal dengan otak yang normal mencoba melatih tangan kkirinya untuk menulis. Tetapi otakku sudah cacat. Ya, sekali lagi, OTAKKU SUDAH CACAT! ( ini yang belum bisa dimengerti oleh banyak orang. Bahkan orang2 sehat sahabat2ku pun belum memahaminya! Bahkan keluargakupun sama saja! Hanya papa yang sesekali berusaha memahaminya, dengan hanya memelukku jika aku gelisah atau tidak bahagia ….. ).
Mulai untuk belajar berhitung, seperti anak TK, aku menuliskan angka 1 + 1 dengan sagat pelan sambil gemetar. Lalu aku diminta untuk menjawab, dan otakku buntu! Sama sekali tidak tahu, berapa hasilnya! Demi Tuhan! Aku tidak tahu jawabannya !!! Astaghfirullah ……
Sungguh, aku bingung! Aku bingung memikirkannya. Alisku mengkerut dan aku berpikir keras untuk menjawabnya. Tetapi,tetap saja aku tidak tahu jawabannya …… ya, Tuhan …… Aku berulang kali berpikir keras sampai aku menyerah, pasrah dengan wajahku meminta tolong kepada terapisku ketika itu. Dan dia terus membimbingku untuk bisa mulai berpikir. Katanya, karena ‘dulu’ aku pernah bisa, tidak lama aku pasti bisa! Tetapi jika aku memang belum pernah bisa, maka akan lain hasilnya ……
Konsep sebuah otak adalah, bisa menyimpan memori. Jika kita belajar sedikit demi sedikit, otak akan menyimpan di sebuah titik di otak kita. Jika kita terus belajar, aku yakin bahwa aku bisa! Aku pasti bisa !!
Mulai belajar 1 + 1 sampai ratusan, lalu 1 x 1 dan 1 : 1, aku benar2 belajar dengan pelan, seperti anak TK yang memang harus belajar. Bahkan anak TK pun pasti lebih pintar dibanding dengan aku ….. Ah, aku ingat sekali, aku bersemangat sekali untuk belajar! Mengapa?? Karena AKU HARUS SEGERA BEKERJA LAGI!  Untuk membiayai kedua anakku!
2 minggu aku belajar untuk hidup dengan dasar2 manusia. Lalu begitu pulang ke Indonesia, aku mulai belajar untuk hidup di Jakarta! Karena konsep hidup di Amerika dan di Jakarta memang sangat jauh berbeda dan aku harus belajar hidup sebagai manusia, sebagai perempuan, sebagai orang tua dari 2 anak dan sebagai pekerja ….. Dan setelah 1 bulan di sebuah rumah sakit di Jakarta, aku pulang ke rumahku untuk benar2 bersosialisasi sebagai manusia di kehidupan yang nyata …..
Hari2 pertama tinggal di rumah tidak nyaman, ketika aku sudah terbiasa hidup di rumah sakit. Walau aku sudah bisa berjalan, tetapi aku sudah terbiasa dan dimanjakan oleh rumah sakit. Sehingga ketika aku pulang ke rumah, tidak ada yang bisa memanjakan aku. Aku harus benar2 belajar mandiri, walau memang bertahap. Aku tidur di kamar bawah bersama mamaku. Dimana setiap aku ingin pipis malam, aku harus membangunkan mamaku untuk mengantarku. Mama yang memandikan aku, memakaikan bajuku dan mama yang mengurusi hidupku. Dari bangun pagi sampai tidur malam, mama selalu berada di sampingku. Setiap hari aku tetap terapi fisik dan bicara serta terapi menulis di rumah sakit, dan mamalah yang mengantarku. Mama yang mengajar aku makan dengan baik dan sopan. Aku harus memakai celemek karena belepotan kemana2. Sungguh, aku benar2 harus belajar dari nol! Ya, aku waktu itu sedang berada di titik nol dalam hidupku ….. Walau banyak sahabat yang mendukungku dan menyambangiku, tetapi aku seakan tertinggal jauh dibelakang karena ( lagi2 ) keterbatasanku …..
Sampai ketika aku mulai bisa melakukan sedikit kemandirianku, aku minta ijin untuk bekerja lagi. Aku diminta ‘Test Fungsi Luhur’ di RSCM dan hasilnya membuat aku sangat takjub! Ya, walau otakku cacat berat, hasilnya sangat luar biasa! Aku bisa dan dibolehkan untuk bekerja kembali sesuai dengan bidang yang aku inginkan! Puji Tuhan! Dan setelah aku mampu untuk lebih bisa mandiri, bisa pipis sendiri, bisa bicara lumayan dan bisa berpikir ala pekerja.  6 bulan setelah aku stroke, tanggal 17 Juni 2010 aku mulai bekerja lagi ……
Segala Puji dan Syukur bagi Allah  …..
Ini sedikit kesaksianku ketika aku belajar untuk hidup. Dari seperti seorang bayi bertubuh dewasa, sampai Tuhan memberikan kemampuan untuk bekerja kembali. Dari vonis hanya bisa berbaring saja, sampai sekarang aku tetap mampu berkarya dan berguna lagi bagi banyak orang dan mampu mendapat pendapatan untuk anak2ku lagi. Dari tidak mampu untuk melayani diri sendiri, sampai aku selalu berusaha untuk melayani dan berbagi dengan orang lain ……
Segala Puji dan Syukur bagi Allah …..

Sumber : Christie Damayanti-Kompasiana dengan perubahan seperlunya