Kamis, 04 Februari 2010

Pendapat Anak tentang Guru

Pendapat Anak Tentang Guru yang Baik
Beberapa waktu yang lalu Program Pendidikan dan Pengembangan Anak (MOE-UNICEF 2001-2005 China) mempromosikan lingkungan ramah anak untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan semua anak usia sekolah dapat tumbuh dan belajar di lingkungan yang aman, ramah dan tidak diskriminatif. Hasilnya cukupp menarik untuk disimak. Barangkali dapat merupakan referensi bagi kita semua.
Guru adalah faktor kunci bagi pewujudan sekolah ramah anak (SRA) dengan cara membantu meningkatkan minat anak-anak dalam pembelajaran, partisipasi dan pengungkapan pendapat.

Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah” komentar Zhang Qi, seorang siswa kelas 4
Sementara itu Akademi Ilmu Sains Beijing telah mengundang anak-anak China untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang guru ideal. Ada 4.000 lebih anak-anak dari seluruh China telah memberi tanggapan, lewat kata-kata, gambar, pesan yang dengan jelas menggemakan semangat Konvensi PBB tentang Hak Anak. Mungkin inilah waktunya bagi orang dewasa untuk mulai mendengar anak-anak, mendengar apa kata mereka mengenai hal-hal yang mempengaruhi mereka.

“Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.”ujar Shi Yujing, Kelas 5
Anak-anak di Cina, melalui tulisan dan gambar mereka, mengungkapkan bahwa mereka ingin para guru menghormati harga diri siswa, sensitif terhadap kondisi emosi mereka, memberi kebebasan mengekspresikan diri dan bersikap adil pada semua anak apapun latar belakang, gender, kemampuan, dan ciri-ciri individual lainnya. Sebagian besar anak memimpikan guru-guru yang penyayang dan perhatian!
Selama ini definisi guru yang baik selalu diuji melalui para pendidik, administrasi pendidikan, dan para guru sendiri. Pemerintah, pakar dan orang-orang yang berkompeten serta masyarakat dan media juga banyak memiliki haparapan mereka masing-masing. Akan tetapi, belum banyak orang bertanya kepada anak-anak sebagai penerima layanan utama pendidikan, apa pendapat mereka mengenai hal ini.

Padahal merupakan kenyataan bahwa anak-anaklah yang merupakan alasan pertama munculnya profesi guru dan melalui mereka pulalah profesi ini mendapat nilai yang berharga. Buku yang berisi pendapat anak dalam cerita dan gambar-gambar dapat berguna bagi guru dan pelatih guru sebagai katalis refleksi diri. Buku tersebut juga dapat digunakan dalam kelompok-kelompok belajar untuk memotivasi dan membantu para guru bersama-sama merefleksikan diri dan mencari cara mencapai standar yang diinginkan anak-anak pada mereka. Sangat penting bahwa ungkapan jujur anak-anak menginspirasi dan memotivasi para guru untuk mengembangkan tingkat tanggapan guru pada kebutuhan siswa.
Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah". Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.” ujar Tang Yiyi, seorang siswa kelas 4
Di Pakistan, sebuah ulasan mengenai “apa yang membuat seorang guru dinilai baik” juga dilakukan dengan bantuan Save the Children-UK (2001). Tidak hanya murid, tapi juga orangtua dan para guru juga ditanyai pendapat mereka tentang seorang guru yang baik. Ulasan itu menunjukkan bahwa guru yang baik merupakan hasil kombinasi sejumlah faktor, termasuk pendidikan dan pelatihan, kompetensi dan pengawasan serta dukungan kepala sekolah dan guru.
Guru kami tahu nama tiap anak” Kata serang anak laki-laki dari Peshawar
Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.”Anak perempuan dari Kasur
Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’” (‘aap’ ~ bentuk sopan ‘kamu’) tanggap seoraang anak perempuan dari Lahore
Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.”kata anak laki-laki lain dari Haripur
Guru yang mampu menangani hukuman dan manajemen kelas dalam cara yang positif sering disebut sebagai karakteristik guru yang baik. Manajemen kelas mengacu pada perilaku guru yang memfasilitasi belajar-mengajar. Manajemen kelas ini sangat penting terutama dalam penanganan kelas besar, pengajaran lebih dari 1 kelas secara simultan, berhubungan dengan anak-anak yang pandai, nakal, pemalu dan lemah. ‘Bagaimana guru yang baik itu’ menggunakan wawancara, diskusi kelompok, bermain peran dan gambar dalam mengumpulkan pendapat anak-anak tentang guru.
Saya mengajar mata pelajaran yang berbeda-beda dengan cara yang berbeda-beda pula. Misalnya, saya mengajar bahasa Urdu seperti cerita. Pertama-tama, saya membaca lalu anak-anak memerankan pelajaran. Saya memberi tiap anak kesempatan membaca tiap hari, dan puisi-puisi dilagukan.” Ujar Guru wanita Peshawar

Ulasan tersebut menunjukkan dengan jelas beberapa karakteristik guru yang baik. Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Ternyata pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Semoga bermanfaat.

Sumber : “Anak-anak menentukan kualitas yang menjadikan seorang guru baik” (UNICEF, Cina, 2004) dan “Apa yang menjadikan seorang guru baik” (Save the Children UK, Pakistan, 2001).
Baca juga artikel lain :