Kamis, 20 Februari 2014

Situs Porno Muncul Tanpa Sengaja



Sebagian besar konten pornografi di Internet muncul lewat iklan-iklan ketika pengguna berselancar di dunia maya. Hal itu ternyata seringkali menyebabkan anak maupun remaja pengguna internet mau tidak mau terpapar konten tersebut meski tidak berniat mengaksesnya.

Menurut studi "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama UNICEF, lebih dari separuh responden (52%) menemukan konten pornografi via iklan vulgar maupun situs yang tidak mencurigakan. Hanya 14 persen yang mengaku mengakses situs pornografi secara sukarela.

"Paparan konten pornografi itu terutama ketika muncul secara tidak sengaja atau dalam bentuk iklan yang bernuansa vulgar ketika mereka membuka internet," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Selasa (19/2).

Studi ini menemukan bahwa banyak anak-anak yang tidak terlindungi dari konten negatif yang ada di internet, sebagian besar sampai kepada mereka tanpa sengaja melalui pesan pop-up atau melalui link yang menyesatkan.

"Pihak orangtua mungkin ketinggalan dari anak-anak mereka dalam hal menguasai dan menggunakan media digital, sedikit dari orangtua yang mengawasi anak-anak mereka ketika mengakses internet, dan sedikit yang menjadi 'teman' anaknya dalam jejaring sosial," kata Gatot.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika  Tifatul Sembiring menyatakan pihaknya sudah berupaya mengamankan Internet dari konten-konten berbahaya bagi anak. "Sejauh ini sudah satu juta situs porno yang diblok," kata dia di Jakarta, Selasa (19/2).
Tifatul mengatakan orangtua bertugas untuk memberi pengertian dan pengawasan pada anak dan remaja agar tidak mengakses konten seperti itu. "Menurut saya blokir itu lebih bagus di dada dan pikirannya. Sebab kalau mereka ke Singapura ke Malaysia tidak diblok. Jadi berikan pengertian dan pemahaman," lanjut dia.


Republika.co.id

Senin, 10 Februari 2014

Setiap Langkah Adalah Anugerah

Seorang profesor di undang untuk bericara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya, bernama Harry.
Harry yang di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang di lakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkut anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyumnya menghiasi wajahnya.
“Darimana anda belajar hal-hal seperti itu?”, tanya sang profeor.
“Oh”, kata Harry. “Selama perang, saya kira”.
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ai harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
“Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah”, katanya. “Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini”. Kelimpaahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas




Sumber : http://iphincow.com